Bismillah.
Ramadhan Mubarak
Ramadhan mubarak. Bulan yang diberkahi. Berkah berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala. Menurut KBBI berkah memiliki arti karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi manusia. Dalam Islam ada beberapa waktu yang diberkahi, diantaranya :
1. Bulan ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, BULAN MUBARAK (bulan yang diberkahi). Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad, shahih)
2. Malam lailatulqadr (lihat surat Al Qadr).
3. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Rosulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ – قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ “وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada hari di mana amal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah ‘Azza wa Jalla daripada hari-hari ini –yakni sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah)- para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad fii sabiilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fii sabiilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa-raga dan hartanya, kemudian tidak bersisa lagi.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi ).
4. Hari Jumat (berdasarkan hadits-hadits yang menerangkan keutamaan hari Jumat dan amalan yang disyari’atkan pada hari itu, di antaranya adalah bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
5. Sepertiga malam terakhir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ : مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ؟ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ ؟ » .
“Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’aala turun setip malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, Dia berfirman, “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan berikan, dan barangsiapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ramadhan di Tengah Pandemi
Alhamdulillah kini ramadhan telah tiba. Adalah sebuah kebahagiaan bagi umat muslim jika diberi kessempatan berjumpa kembali dengan bulan yang agung ini. Di tengah pandemi, suasana ramadhan terasa tidak serupa seperti ramadhan-ramadhan sebelumnya. Meski begitu, apa pun kondisi yang kita hadapi, tidak mengurangi kemuliaan dari bulan yang diberkahi ini. Sebagai muslim, kita wajib meyakini bila semua yang terjadi adalah karena takdir Allah Azza wa Jalla. Covid-19 hadir pun atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Dan bila tiba waktunya, Covid-19 ini pun akan hilang atas kuasa Allah Azza wa Jalla.
Mulanya Covid-19 mulai terdeteksi sejak akhir tahun lalu. Wuhan merupakan kota pertama yang terdampak. Hingga kini covid-19 telah menyebar dibanyak negara, salah satunya Indonesia. Beragam dampak yang ditimbulkan dari pandemi corona virus ini. Mulai dari ibadah sholat berjamaah yang ditiadakan, karena masjid-masjid ditutup guna memutus tali rantai penyebaran covid-19. Anak-anak sekolah belajar dari rumah. Sebagian kantor mempekerjakan pegawainya dari rumah. Sebisa mungkin semua kegiatan dilakukan dari rumah. Hal ini sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Pak Jokowi beberapa tempo lalu, ‘bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah.’
Dalam masa pandemi seperti ini banyak kisah yang dibagikan baik melalui portal-portal berita atau pun media-media sosial. Entah apakah itu tentang keadaan yang menimbulkan semangat atau justru menurunkan gairah hidup. Atau bahkan sekedar curahan hati seseorang yang mampu menarik banyak komentar netizen. Reaksi pun beragam, ada yang berempati tapi ada juga yang antipati terhadapanya. Tak bisa dipungkiri, bagi sebagian pandemi menghadirkan keresahan akan masa depan finansial keluarga. Pilu.
Bagi pedagang kulakan pakaian, ditutupnya pusat-pusat grosir di Jakarta menjadi awal bencana untuk bisnis mereka. Ibu saya pernah berkata saat bulan ramadhan adalah masa bagi pedagang untuk merasakan bagaimana dahsyatnya “rezeki harimau” yang bisa didapat oleh mereka. Ya, Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Tapi apa mau dikata, kenyataan tak sejalan dengan apa yang kita bayangkan. Banyak pedagang yang menutup tokonya sebelum ramadhan tiba. Pembeli yang tidak ada dan wabah yang mengintai menjadi alasan mereka menutup toko.
Tapi lain halnya bagi pedagang yang sudah memiliki jalur penjualan melalui jaringan internet. Meski omzet mungkin tak sama bila dibandingkan ketika tak ada wabah. Namun setidaknya bagi pengusaha online, aktivitas jual beli tak lantas mati. Hal ini tak hanya berlaku pada penjualan pakaian saja. Ibu-ibu rumah tangga yang gemar membuat kue memiliki peluang yang sama dalam mengembangkan usaha mereka. Takjil-takjil online ini memeiliki pangsa pasarnya tersendiri. Biasanya mereka jauh sebelum ramadhan memang sudah melakukan usaha kuliner . Maka ramadhan adalah waktu panen bagi ibu-ibu yang memanfaatkan hobi masak mereka menjadi usaha rumahan. Begitulah hidup, selalu ada dua sisi yang saling melengkapi.
Menggapai Berkah Ramadhan
Sejatinya seorang muslim memiliki semua penawar tentang kegalauan-kegalauan hidup. Tentang rezeki misalnya, dalam Islam, semua makhluk rezekinya telah dijamin oleh Allah Azza wa Jalla. Ada banyak dalil yang menunjukkan hal ini. Diantaranya, firman Allah,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya. (QS. Hud: 6).
Setiap jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rezekinya. Sehingga siapapun yang hidup pasti diberi jatah rezeki oleh Allah subahanahu wa ta’ala hingga akhir hayatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)
Dari ‘Umar bin Khottob, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Ramadhan mubarak. Ramadhan yang diberkahi. Keberkahan ramadhan tak dapat diukur dari berapa banyak materi yang diperoleh selama ramadhan. Hanya saja melalui sedekah menjadi salah satu cara dalam menggapai berkah. Keberkahan pun hadir dalam keikhlasan mahluknya dalam beribadah. Sekecil apapun ibadah yang dilakukan tapi bila semata-mata hanya karena Allah Azza wa Jalla, disitulah keberkahan akan muncul. Bila dalam masa pandemi banyak yang mengalami kesulitan dari sisi finansial. Bukan berarti keberkahan serta merta sirna. Keberkahan pun dapat diperoleh melalui amal saleh dan ketakwaan seseorang. Wallahu a’alam.
Akhir kata…
Kita tidak mengetahui kapan pandemi akan berakhir. Namun, satu yang pasti adalah ramadhan tak lama lagi akan berlalu. Jangan biarkan perpisahan dengan bulan mulia ini tanpa arti. Gunakan kesempatan ini untuk meningkatkan ketakwaan dengan memperbanyak amal saleh. Semoga di bulan yang berkah ini kita memperoleh kebaikan.
Bahan bacaan :
1. https://muslim.or.id/39599-fatwa-ulama-hukum-mengucapkan-ramadhan-karim.html)
2. https://yufidia.com/3184-tabarruk-mencari-berkah.html
3. https://konsultasisyariah.com/30696-memahami-konsep-rezeki-dalam-islam-bag-01.html
4. https://konsultasisyariah.com/30696-memahami-konsep-rezeki-dalam-islam-bag-01.html
5. https://rumaysho.com/10801-ayat-1000-dinar-ayat-pesugihan-biar-cepat-kaya.html
Elnot jadi elnonita 🙂
Rezeki itu seperti kematian, walaupun engkau berlari menghindari rezeki tetap engkau Tak bisa menolaknya, krn engkau Tak akan mati sebelum rezekimu sempurna insyaALLAH…