Uncategorized

Rumah

Bismillah.

Selayang Pandang

Aku kerap terkagum-kagum saat melewati rumah-rumah mewah. Modernitas membungkus bangunannya yang menjulang tinggi. Taman-taman yang terawat apik kian menarik minat mata memandang. Aku membayangkan kenyamanan-kenyamanan yang ada di dalamnya. Ah, sebuah keniscayaan untuk sebuah prestise.

Namun apakah semua fasilitas tersebut sudah memberi rasa cukup pada penghuninya?

Lalu, dilain waktu pandanganku tertuju pada rumah-rumah mungil di tepi jalan. Tak besar, tak ada taman, tak ada modernitas, bahkan tak ada pagar. Apakah mereka bahagia? Aku tidak tahu. Karena kebahagiaan hakiki itu letaknya dihati. Tidak ada yang tahu. Kecuali Allah Azza wa jalla.

Namun apakah keterbatasan-keterbatasan tersebut mampu menghadirkan rasa cukup pada penghuninya?

Bagiku menghadirkan rasa cukup itu bukan perkara gampang. Gempuran kekinian dan keinginan yang tak pernah usai menjadi kolaborasi yang sulit untuk dipatahkan. Ketika satu harap terkabulkan biasanya akan muncul hasrat yang lain. Begitu terus tanpa batas waktu yang ditentukan. Cape dan lelah bila hasrat-hasrat duniawi ini terus diikuti.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang yang selalu merasa kurang. Beliau bersabda,

لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Andai manusia memiliki satu lembah emas, dia akan mengejar untuk memiliki dua lembah. Dan tidak ada yang memenuhi mulut manusia, kecuali tanah. Dan Allah menerima taubat bagi mereka yang rajin bertaubat. (HR. Bukhari 6439 & Muslim 1048).

Rasa Tak Puas

Memiliki keinginan itu sangat manusiawi. Jika kita tidak memiliki nafsu maka akan serupa dengan malaikat. Namun ketika keinginan-keinginan ini melalaikanku terhadapa rasa cukup maka bagiku itulah siksa dunia.

“Wanita lebih utama berada di rumah,” begitu kata suamiku. Bukan tanpa dalil suamiku berkata seperti itu. Allah Azza wa Jalla yang perintahkan kaum hawa untuk tinggal di rumah. Dzat maha kaya hikmah paham benar kemaslahatan bagi wanita. Allah berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

Untuk lebih jelasnya tentang keutamaan muslimah tinggal di rumah, silakan kunjungi referensi yang penulis lampirkan di bawah.

Awalnya aku berpikir untuk betah di rumah maka rumahku harus begini harus begitu. Agar aku dan anak-anak tidak bosan di rumah maka rumahku harus memiliki ini dan memiliki itu. Anganku terus melayang hingga aku selalu merasa kurang terhadap apa yang telah kami miliki. Rumah seakan terasa sesak dan sempit. Keceriaan sirna, murka kerap muncul kepermukaan. أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Sungguh hidayah itu hanya milik Allah. Jangan pernah bosan meminta hidayah kepada Allah ta’ala. Tidak ada satu orang pun yang tahu akhir hidup seseorang. Sebuah amalan yang didasari oleh dalil pun belum tentu akan berujung pada ketaatan.

Cukupkan dengan Qanaah

Tidak ada salahnya membangun rumah sesuai selera. Islam tak melarang kita menjadi kaya. Bahkan melalui harta kita bisa melakukan banyak amalan. Tanda bahaya yang patut diperhatikan adalah ketika munculnya rasa kurang terhadap harta yang dimiliki. Lantas menghalalkan segala cara dalam memperoleh kekayaan. Ini yang ngeri.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ

”Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4: 69, shahih kata Syaikh Al Albani)

Pun dengan keterbatasan. Rumah mungil bukanlah perkara nan pelik. Meski tampak termarginalkan dari sisi ekonomi bukan berarti tak mampu menumbuhkan rasa cukup terhadap harta yang dimiliki. Bersyukur terhadap yang sedikit itu lebih baik tinimbang rasa tak puas terhadap yang banyak (harta). Maka cukupkanlah dengan qanaah.

Ibnu Baththol mengatakan qanaah sebagai

الرضا بقضاء الله تعالى والتسليم لأمره علم أن ما عند الله خير للأبرار،

”Ridho dengan ketetapan Allah Ta’ala dan berserah diri pada keputusan-Nya yaitu segala yang dari Allah itulah yang terbaik.”

Doa Minta Ketakwaan dan Sifat Qanaah

Doa meminta ketakwaa, dan sifat qanaah.

اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina.”

Artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina.

Ya, tak gampang mengalahkan gempuran dari keinginan dan kekinian. Benturan-benturan keduanya tak jarang memupuk syahwat dunia kian subur. Ketika satu harap tercapai, keinginan lain menanti untuk digapai. Hakikatnya dunia ini hanya sementara. Tak ada yang abadi.

Kukatakan pada diriku yang tak pernah puas ini, pada saatnya nanti, rumah yang dibangun megah itu akan luluh lantak oleh waktu. Pun tiap sisi kemewahan nan dibanggakan itu sirna tak membekas. Pilar-pilar yang berdiri angkuh itu pun tak lagi memiliki taringnya. Tak ada yang abadi.

Lain cerita bila ketakwaan dipupuk tiap waktu. Apa pun bentuk rumah nantinya tidak menjadi masalah bagi mereka yang bertakwa. Namun jalan takwa itu sungguhlah terjal. Bila tak hati-hati dalam melangkah akan mudah tergelincir. Maka di mana pun kaki meminjak, tambatkan hati pada ilahi.

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)

Bersyukur, Nikmat Bertambah.

Allah berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ingatlah ketika Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).

Kukatakan kepada anak-anakku , ‘bersyukurlah maka rezeki akan bertambah’. Kukatakan kepada mereka jika itu adalah janji Allah Azza wa Jalla. Sungguh nasihat itu berlaku juga untuk ibunya. Karena tak jarang rezeki kerap kuanalogikan sebagai harta benda. Layaknya sebuah rumah yang bertumbuh. Maka tiap pertumbuhan pada rumah tersebut adalah rezeki bagiku. Tak salah memang aku beranggapan seperti itu. Tapi betapa sempitnya pemahamanku soal rezeki.

Rasanya pemikiran yang kerdil menghambat kita berkembang. Namun jangan pula kebablasan dalam berpikir karena itu bisa menjadi bumerang. Ah, aku sudah macam orang yang fasih dalam berkata. Nyatanya aku kerap terbata-bata dalam banyak hal. Semacam sebuah rumah yang patut direnovasi dibeberapa sisi. Begitupun otakku perlu peremajaan baik dalam berkata maupun dalam mengolah sebuah makna.

Akhir Kata

Rumah sejatinya untuk kita berteduh dari hujan dan panas. Rumah akan terasa nyaman jika penghuninya saling akur, rukun dan tenteram. Rumah terasa cukup jika dipenuhi rasa syukur terhadap Allah Ta’ala. Rumah terasa nikmat jika ditiap titik pada rumah tersebut yang ada hanya ketakwaan kepada Allah Azza wa jala.

wallahu a’lam bishawab

Referensi:
1. https://rumaysho.com/3393-meraih-sifat-qana-ah.html
2. https://konsultasisyariah.com/17140-amalan-ketika-menempati-rumah-baru.html
3. https://rumaysho.com/968-doa-meminta-ketakwaan-dan-sifat-qonaah.html
4. https://muslim.or.id/9164-pahala-melimpah-bagi-muslimah-yang-tinggal-di-rumah.html
5. https://muslim.or.id/11102-bertaqwalah-dimanapun-kau-berada.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *