Bismillah,
Surga Menantimu Wahai Wanita Soleha
Entah kali keberapa suamiku mengatakan, ‘betapa gampangnya wanita masuk surga, cukup taat pada suami maka wanita bisa masuk surga dari pintu mana saja.’
Sebagaimana Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertutur,
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).
MasyaAllah betapa indahnya ganjaran yang didapat oleh seorang istri soleha. Namun, ketahuilah suamiku bahwasanya menaati suami itu tak segampang saat mulut mengucapkannya. Sungguh berliku jalan menuju surga suamiku. Angkara yang gampang tersulut, nafsu yang kerap meluap, dan rasa tak sabar yang sulit didapat. Ah, belum lagi keakuan yang kerap muncul. Aku takut bila kutulis kerumitan yang kudapati akan menjadi bentuk kekufuran terhadap nikmat illahi.
Berhati-hatilah Wanita, Ancaman Jahanam Mengintai.
Siapa yang tak ingin menggapai syurga. Mereka yang beriman tentu memimpikan surga menjadi akhir dari perjalanan kehidupan ini. Istri nan soleha dijanjikan Allah Azza wa Jalla dapat memasuki surga dari pintu mana saja. Apa yang kau katakan dulu adalah benar suamiku. Namun satu hal yang kau lupa bila jahanam itu mayoritas berisikan wanita. Ada banyak riwayat yang mengabarkan tentang ini. Satu diantaranya di bawah ini.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Neraka telah diperlihatkan kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka kufur (mengingkari)”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Apakah mereka kufur (mengingkari) Allâh?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka mengingkari suami dan mengingkari perbuatan kebaikan. Jika engkau telah berbuat kebaikan kepada seorang wanita (istri) dalam waktu lama, kemudian dia melihat sesuatu (yang menyakitkannya-red) darimu, dia berkata, “Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu!”. [HR. Al-Bukhâri, no. 29 dan Muslim, no. 884]
Lihat! Seperti apa ancaman yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada isteri yang kufur nikmat. Jahanam! Dan wanita adalah mayoritas penghuni neraka! Masihkah ada hasrat berleha-leha? Bermalas-malasan? Bermudah-mudahan dalam mengambil keputusan dengan menukil ayat sepotong demi memuluskan kesenangan nan semu? Atau bahkan berpegang pada sebuah hadis yang tak jelas sanadnya. Allahul musta’an (hanya kepada Allah kita meminta perlindungan).
Rapuhnya Iman
Suamiku, imanku tak sekokoh Sumaiyyah binti Khabbat. Tahukah kau tentang Sumaiyyah suamiku? Ya, dialah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Kejamnya Abu Jahal tak melunturkan keimanannya. Teriknya mentari tak menyurutkan kesabarannya dalam mempertahankan keislamannya. Tajamnya tombak mengakhiri perihnya siksaan dan manisnya syahid dalam islam. MasyaAllah. Allah anugerahkan kepada Sumaiyyah nikmat Islam.
Aku?
Aku masih sibuk menghalau ragamnya propaganda baik yang tersembunyi maupun yang terang benderang. Betapa lemahnya diri ini suamiku. Keraguan acap kali datang menghantui keimananku. Satu masa aku selamat dari bujuk rayu zaman, dilain masa aku terlena akan kemilaunya dunia.
Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri. Apakah kerasnya ancaman yang Allah berikan tak cukup menjadi pecut katakwaan? Aku berlindung kepada Allah dari kebodohanku sebagai seorang istri. Tak ada yang mampu memberi hidayah kecuali atas izin Allah Azza wa Jalla. Harapku, aku pantas menerima hidayah Nya.
Berantas Kebodohan dengan Ilmu
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
Fakir dalam ilmu agama kita akan mudah tersesat dalam melangkah. Sepakatkah kau dengan ini suamiku? Karena perihal itulah beragam kajian berusaha kita ikuti. Aku pun kian paham seperti apa prioritas suami dalam ibadahnya seorang isteri. Tapi taukah kau suamiku ilmu akan bermanfaat jika diamalkan? Tentu kau lebih paham dariku. Meski khatam sekian banyak kitab tapi bila tak diamalkan maka tak ada manfaatnya.
Suamiku, kau adalah surga dan nerakaku. Ridhomu terhadap diriku membawa kebaikan pada akheratku. Murkamu pada diriku menjadi ancaman yang berat dalam hisabku. Bukanlah perkara mudah menggapai surga suamiku. Tanpa ilmu agama perjuangan ini kian terasa panjang dan melelahkan. Entah akan seperti apa akhirnya nanti. Tidak ada yang tahu kecuali Allah Azza wa Jalla.
Sebuah Kesan
Setidaknya dititik ini aku paham satu hal suamiku. Ya, betapa maha adilnya Allah Azza wa Jalla. Suamiku, sungguh peliknya merajut hari sebagai seorang istri nan soleha. Maka Allah janjikan surga baginya. Namun, disisi lain Allah Azza wa Jalla jadikan jahanam sebagai ancaman bagi istri yang kufur terhadap pasangannya.
Pun keadilah yang tumbuh antara suami dan istri. Tak ada yang timpang atau diberatkan. Adil dalam perannya masing-masing. Aku dengan kewajibanku, dan kau dengan kewajibanmu. Kita sama-sama memikul tugas yang tak ringan. Semoga Allah Azza wa Jalla melindungiku dan melindungimu dari ragam bentuk kekufuran.
Wallahu a’lam
Referensi:
1.https://muslim.or.id/9275-bebas-memilih-pintu-surga.html
2.https://almanhaj.or.id/11050-istri-durhaka-diancam-neraka.html
3.https://muslim.or.id/18810-setiap-muslim-wajib-mempelajari-agama.html